Kisah yang satu ini bikin gatel gw untuk akhirnya nulis di blog biar bisa gw share ke temen-temen yang laen..
Cerita yang mau gw share disini adalah tentang hilangnya dompet gw dan teman-teman gereja gw yang lain yang berlokasi di gereja gw sendiri. Mungkin banyak orang berpikir ironis dan ga sedikit juga yang heran terus mikir," Mana mungkin di gereja? Kok bisa di gereja?"
Yaa.. Jawaban gw juga klise sih, " Kenapa tidak?"
Namanya maling mah, ya dimana aja bakalan jadi maling. Apalagi ada kelalaian yang menciptakan kesempatan.
Marilah kita mulai kisah ini..
Saturday, June 23, 2012
Pengantar dulu yak.. Di gereja gw, rutin buat diadakan misa dimana semua yang dilibatkan adalah kaum muda, which is called OMK (Orang Muda Katolik). Dari mulai panitia, pengisi acara, dan pembawa persembahan. Nah, di hari ini semua persiapan udah mateng banget. Kita bakalan bawain misa dengan adanya sentuhan konsep Betawi.
Peran gw disini adalah sebagai salah satu dari 8 penari untuk pengisi acara dalam misa ini. Mari saya kenalkan dahulu dengan mereka satu per satu, 8 penari itu adalah Angela (gw sendiri), Calista (cici gw), Hilda, Hindri (adiknya Hilda), Aikyo (yang biasanya dipanggil Chita), Jacklyn, Marsha, dan Franky (pelatih nari). Kita semua memang tergabung dalam kegiatan OMK untuk grup tari. So, acara gereja apapun yang memerlukan tari, kita siap untuk membantu. :D
Okay, balik lagi ke hari Sabtu kemarin..
16.15
Semua panitia dan pengisi acara misa cari tempat untuk bersiap-siap. Banyaknya ruangan yang dipake di gedung paroki, akhirnya ketemu nih 1 yang ga kepake, yaitu ruang bina iman.
16.15 - 17.50
Semua panitia dan pengisi acara seperti grup tari, grup drama, dan pembawa persembahan bersiap-siap untuk segera tampil menjelang misa dimulai.
Ready for Opening Dancing! |
Left to right: Franky - Me - Jacklyn - Calista - Hilda (the tall one) - Chita - Hindri - Marsha
17.50
Grup tari udah siap semua untuk menari di pembukaan. Kita semua yang di grup tari sepakat untuk gabungin semua dompet dan handphone di dalam satu tas biar ga perlu repot bawa banyak tas. Terus, tasnya ditaro lah di mobilnya Marsha.
18.10
Selesai nari pembukaan, tas Chita diambil dan dibawa lagi ke ruang bina iman karena kita semua mau siap-siap untuk tarian penutup. Masing-masing pada ambil handphone buat BBM, sms, dan foto-foto.
18.15
– 19.25
Kita
semua udah ganti baju dan siap-siap untuk nari penutup. Situasinya
dompet masih di tasnya Chita, sedangkan dompet Hilda sama Hindri udah
diambil dan disimpan sendiri di tas mereka. Pas udah deket-deket
waktu nari, kita semua saking repotnya udah ga kepikiran untuk bawa
tas Chita. Kalo Hilda udah bawa tasnya dan dititipin ke nyokapnya
yaitu Tante Wawa.
19.25
Menjelang nari penutupan.. |
Left to right: Franky - Tante Wawa - Me - Romo Padmo - Calista - Jacklyn - Chita - Marsha
Nari
lah kita untuk penutupan, nari nuansa Betawi gitu deh dengan lagu
“Ujan Gerimis” by Benyamin. S dan Ida Royani.
After
19.25..
Disini
lah detik-detik, menit-menit menuju JENGJENG MOMENT..
Setelah
kita nari dan misa selesai, grup tari masih sibuk foto-foto di dalam
gereja dan ikut briefing penutup dari seluruh panitia dan pengisi
acara. Selesai briefing, beberapa panitia dan pengisi acara balik
lagi ke ruang ganti untuk tuker baju. Lagi asiknya gw ngobrol dan mau
ganti baju, Jacklyn lah orang pertama yang ngeh kalo dompetnya raib
dari tas Chita.
“Loh?
Dompet gw kok ga ada ya?”
Marsha
yang deket situ ikutan ngecek.. “Lah, dompet gw juga ga ada nih!”
Cici
gw pun ikutan,”Dompet gw juga nih!”
Jujur
gw masih santai tapi masih mikir juga. Masa sih dompet ilang? Mungkin
keselip kali. Dipikir-pikir dompet gw pasti ga diambil, kan isinya
cuma 26 ribu. Gw masih mikir begitu sambil tuker celana. Selesai
tuker celana, gw cek tasnya Chita.. BANGKEEEEE!! Dompet gw juga ga
ada men!
4
dompet hilang kecuali dompetnya Chita karena dompet Chita kosong
alias ga ada uang cash-nya.
Ya
udahlah, setelah 4 orang ini (gw, cici gw, Marsha, Jacklyn) yakin
kalo dompetnya ilang, suasana saat itu langsung diisi dengan sedikit
kepanikan Marsha yang shock dan stress karena di dompetnya banyak
kartu identitas penting. Jacklyn pun ikut panik dan sedih tapi lebih
banyak diem. Cici gw sibuk telponin bank untuk segera blokir kartu
ATM-nya. Beberpa teman OMK seperti Sherly langsung bantu kita untuk
informasiin call center bank sesuai dengan yang ilang.
Suasana
juga dihiasi dengan adegan geledah tas setiap anak-anak OMK, periksa
tempat sampah dengan harapan kali aja si maling ambil duitnya dan
buang dompetnya di tong sampah. Cowok-cowok inisiatif untuk coba cari
di area parkir, kali aja si maling buang dompetnya sembarangan di
motor mereka. Tapi, semua hasilnya NIHIL.
Keganjilan
saat itu yang menimbulkan banyak pertanyaan:
Kenapa
cuma 4 dompet yang hilang dalam 1 tas itu?
0 comments:
Post a Comment