Wednesday, December 14, 2011

The Captain & The Sailor

Dari mana gw harus mulai yah.. Well, I kinda lose my spirit recently. Yeap, I lost it. Belakangan ini gw mencoba untuk lebih tenang dan diam during office hours. I prefer not to do something extraordinary like usual. Semata-mata dengan alasan: males nanti dikomentarin sama seseorang. Semua perilaku gw dalam sekejap berubah beberapa hari ini. Gw yang tadinya excited setiap pagi buat kerja bertemu dengan teman-teman kantor dan pengalaman baru, jadi melempem kaya kerupuk alot.

Disappointment alias kekecewaan yang menyebabkan gw begini. Before I go too far, let me make it straight first. I’m not trying to complain for my life, not to be grateful for I have, or even disfigure somebody here. I just wanna vocalize my thought. That’s all.

Here we go..

Kekecewaan ini muncul akibat beberapa sudden decisions di kantor yang berhubungan dengan task gw. Kalo kata orang, “Ya elahh.. masalah di kantor lo tuh klasik. Itu-itu aja..”

In fact. I agree with that statement. Emang kendala, hambatan, masalah yang muncul itu-itu aja. Tapi, yang menjadi poin gw disini adalah kenapa seakan-akan hubungan antara perusahaan dan karyawan itu ga balance. Simplenya: “Berikan sebanyak-banyaknya pada perusahaan dan kami akan berikan sedikit mungkin kepada karyawan.”

Is my point true?

Tentunya kalimat simple itu keluar bukan tanpa alasan dari gw. Seperti yang tadi gw bilang di atas, sudden decisions itu yang membuat gw drop. Mungkin gw bisa buat analogi sederhana disini..

Ketika suatu kapal mau berlayar, ada sang nakhoda dan si awak kapalnya. Sebelum kapal itu berangkat, sang nakhoda ini memberi arahan terlebih dahulu kepada si awak kapal kemana tujuan dan bagaimana caranya mencapai tujuan tersebut. Dengan mantapnya sang nakhoda memberi arahan dan strategi agar selamat sampai tujuan. Tidak lupa kobaran semangat pun diberikan agar si awak kapal semakin termotivasi menuju titik target.

Apa tugas sang nakhoda? Memberi perintah serta semangat.
Apa tugas si awak kapal? Mendengarkan dan melaksanakan perintah tersebut.

Seiring waktu berjalan, si awak kapal dengan giatnya bekerja agar berhasil menuju tujuan. Sang nakhoda pun terus mengingatkan akan target yang harus dicapai. Ketika sekitar 50% proses ini berjalan, si awak kapal memberi laporan kepada sang nakhoda tentang perkembangannya. Dengan wajah berpikir sang nakhoda berkata,” Sepertinya target kita terlalu luas. Mari persempit targetnya agar kita lebih fokus.”

Si awak kapal pun segera mengubah arah tujuan. Ia mendengarkan dan melaksanakan perintah tersebut.

Hari-hari berlalu dan hampir sampailah mereka di tempat tujuan barunya. Ini sudah 90%! Si awak kapal segera memberi kabar seperti biasanya kepada sang nakhoda. Ketika kabar tersebut disampaikan, hanya diam yang menyambut si awak kapal. Lalu dengan cepatnya sang nakhoda menjawab,” Batalkan perjalanan ini, sepertinya kita belum siap. Ayo kita kembali pulang dan susun target baru.”

Apa tugas si awak kapal? Anda tentu tahu jawabannya.


Gw ibarat si awak kapal. Lelah dan bimbang. Itu yang dirasakan si awak kapal. Tujuan dan arah yang diberikan saat awal ga sesuai dengan apa yang dijalankan dan disepakati. Bukan karena ada hal yang darurat atau mendesak. Tapi, karena belum siap.

Segala persiapan dan proses yang telah dilalui menjadi sia-sia. Ditambah lagi tidak adanya komunikasi ataupun semacam komando lebih lanjut. Sang nakhoda memberi komando A dari awal, tentu si awak kapal stick to the plan. Entah mengapa di tengah perjalanan, dengan mudahnya sang nakhoda bisa mempunyai rencana baru yang dijalankan sendiri, tanpa kabar lebih lanjut kepada si awak kapal.

Rencana baru yang tujuannya sama, sehingga sang nakhoda dan si awak kapal jalan sendiri-sendiri mengerjakan hal yang sama. So, what’s the point for giving the order? Is it about impatient or distrust?

And the sailor keep wondering..

We had agreed to the target. We had planned this together. You said we have to move fast. So, here I was.. with my best trying to achieve the target. In an hour, you changed your mind by replacing the target.
Okay, I was still with you, though I was wondering why, but I preferred to ignore it.
Then, in a minute, you switched the new target.
Well, I was trying to keep my eyes wide open here. What were you trying to say actually?
In a second! You cut it all.
Fine.
I don’t know what was happening and what I had to do next, because you were telling me nothing.
How was I supposed to know?
I keep imagining where the respect and appreciation was.
I am  proper to feel disappointed here, aren’t I?

The sailor keeps trying to drive the boat and wondering.. What exactly does the captain have on purpose?



Well… Only the captain knows the answer with millions of reason. The sailor? He keeps questioning themselves.





In confusion,
The Sailor

0 comments:

Post a Comment

 

Sketch of Mine, Just Simple Notes of Quirky Life.. Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting